Kamis, 19 Mei 2011

Wageningen, kota yang dihancurkan NAZI

Wageningen,kota kecil di Belanda yang indah. Meski tidak ada puri karena dihancurkan NAZI tapi Wageningen tetap indah dengan semak belukar "buatan"nya. Yah buatan,rumput2x itu sengaja ditanam,bukan hanya ditanah lapang,hampir seluruh atap rumah dan bangunan ditanami rumput. Inilah yang membuat saya sangat kagum dengan pemerintah dan masyarakat Belanda.

Foto diatas merupakan puing-puing kastil yang sudah diratakan tentara NAZI. Tidak ada lagi yang tersisa di Wageningen,semua bangunan telah diratakan dan penduduk asli pindah ke daerah lain. Banyak perubahan yang terjadi pada Wageningen sebelum dan sesudah perang.
Kembali ke rumput buatan, atap-atap rumah dan gedung yang kosong diberi artificial soil. Jika teknologi ini diterapkan di Indonesia khususnya kota2x besar seperti Jakarta,pasti udara jauh lebih bersih dan mengurangi polusi.
Bisa dibayangkan adem sekali tinggal dirumah dengan atap rumput tapi sempat juga terbesit dibenak saya, "bagaimana kalo cacing-cacing juga pada betah tinggal di atap rumahnya dan tiba-tiba berjuntai kalo lagi hujan...hiiiiiii..."

Just kidding..it's never happen,it's artificial soil,kayaknya cacing enggak akan betah ato kudu disemprot pestisida buat mastiin steril..hahahhahaha
Selain rumah, rumput buatan juga ditanam diatas atap mall dan gedung-gedung perkantoran. Bahkan,  rumput buatan ini ditanam diatas basement tempat parkir yang bisa difungsikan sebagai lapangan bola. Selain udara sehat pegawai professional atau pengunjung mall bisa sehat, bekerja atau belanja sambil olahraga dilapangan atap.




Schiphol,amazing airport

Perjalanan pertama ke Eropa,penuh kepanikan dengan cerita harus berlari2x selama transit di Malaysia dan petugas India yang super cuek ketika ditanya. Untunglah ada TKI yang dengan baik hati mengantarku diruang tunggu...senang sekali bertemu dengan orang Indonesia di negara asing.
Tiba di Schiphol pukul 06.00 pagi,dinginnya luar biasa,dan sekali lagi kebingungan mencari cara menuju Wageningen (sembari berdoa semoga ketemu orang Indonesia lagi)...
Menuju ketempat pembelian tiket,agak frustasi menggunakan mesin pembelian tiket,ditolak terus..lalu berputar-putar mencari loket penjualan tiket dan berhasil setelah 5 kali bolak-balik. Inilah jeleknya kalo melakukan perjalanan seorang diri,jadi bingung sendiri tapi setidaknya dapat banyak pengalaman berharga....
sampe di loket ternyata aku salah spelling dan sampe harus ditulis baru ngerti tuch petugas. Sambil berjalan was2x menuju kereta api,aku malah mendengar ada orang bicara bahasa Indonesia. Walah bahagia benar,cepat2x deh lari menuju sekelompok orang yang untungnya sama2x menuju Wageningen. And the Journey Begin.....